Pasardesaku.com - Singkong atau ketela pohon masih jadi tanaman primadona bagi masyarakat di Desa Tegalharjo setelah Tebu, Selain mudah dalam penanaman dan perawatan juga dari sisi harga sangat bagus bisa mencapai 3.000 rupiah lebih saat puncak harga dan permintaan akan tepung topioka atau pati terus meningkat.
Salah satu kunci pertama dari suksesnya penanaman singkong adalah pemilihan dan perlakuan bibit dengan baik. Biasanya bibit didapat dari tanaman yang dipanen, saat banyak singkong yang dipanen secara bersamaan petani punya banyak pilihan batang singkong atau banggal mana yang baik untuk jadi bibit, namun saat sedang jarang panen atau musim sela mencari bibit berkualitas bukan hal mudah.
Selama ini yang umum dilakukan oleh masyarakat adalah banggal langusng dipotong dan ditanjak atau ditanam di lahan. Metode ini sudah dilakukan puluhan tahun dengan hasil yang bagus dengan catatan perawatan setelahnya juga bagus misalnya pemberian pupuk yang cukup, menjaga kebersihan ladang dari rumput gulma dan mendapat curah hujan yang cukup.
Khusus untuk membuat bibit berkualitas kami punya alternatif cara yang sedang ramai di dunia para petani singkong yaitu setelah dipotong, banggal direndam dengan air yang sudah dicampur biomikroba selama kurang lebi 12 jam atau semalam sebelum ditanjak atau dicublekkan ke tanah.
Biomikroba ini membuat tanaman singkong tumbuh dengan "rakus" menyerap unsur hara dengan maksimal sehingga menghasilkan umbi yang maksimal juga.
Sebagai catatan artikel ini saya tulis berdasar pengamatan dan kisah sukses petani di sosial media, saya sendiri belum pernah menerapkan langsung.
Penulis
Nandar