Pasardesaku.com - Setiap hari manusia memproduksi sampah, dari yang organik sisa makanan dam minuman hingga non organik seperti kertas dan plastik.
Bagi masyarakat yang tinggal di desa mungkin saat ini belum jadi masalah karena masih punya lahan yang cukup untuk membuat tempat pembuangan sampah masing-masing atau dikenal sebagai pluruhan.
Namun dalam jangka waktu panjang lima hingga sepuluh tahun yang akan datang, bukan tidak mungkin sampah akan jadi masalah seperti halnya yang sudah terjadi di kota-kota besar karena setiap rumah tidak punya lahan pembuangan, tidak boleh membakar sampah dan tidak semua orang mau membuang sampahnya ke TPA atau Tempat Pembuangan Sampah Akhir.
Maka solusi yang terbaik adalah membiasakan diri untuk memilah sampah sejak dari rumah.
Solusi sederhana ini akan sangat efektif dalam mengatasi permasalah sampah, kuncinya adalah tidak malas dan tertib dalam mengelola sampah masing-masing rumah tangga sejak dari rumah.
Sampah organik seperti sisa makanan, sayur dan minuman bisa dibuang ke dalam lubang biopori. Sampah sisa makanan ini kelak akan jadi kompos yang bisa didiamkan saja atau dipanen untuk tanaman hias di pot.
Bagi yang memiliki ternak seperti ayam dan bebek, sisa makanan bisa jadi pakan sehingga bisa mengurangi pengeluaran untuk biaya pakan ternak.
Sedangkan sampah non organik seperti kertas dan botol bisa dikumpulkan. Sampah ini memliki nilai ekonomis bisa dijual dalam bentuk rosok dengan harga kisaran Rp 1.000-2.000 rupiah per kilo gram. Atau diberikan kepada pemulung yang kadang keliling kampung.
Perlu dicatat untuk sampah lain berupa kaca, benda tajam, besi dll perlu dipisahkan agar tidak membahayakan.
Demikian tadi bapak ibu pembaca yang budiman postingan kita kali ini tentang Memilah sampah sejak dari rumah Solusi Masalah Sampah yang Mulai Bikin Resah.
Semoga bermanfaat sampai jumpa.
Penulis
Nandar