Pasardesaku.com - Jualan yang bagus harus punya nama usaha dan logo bahkan untuk label jualan makanan. Demikian juga untuk sarana promosi idealnya menggunakan poster dan spanduk baik yang dipasang di tempat usaha atau di sosial media.
Namun membuat logo, label, poster dan spanduk jualan tidak semudah itu. Tidak semua orang punya kemampuan menggunakan software desain seperti coreldraw dan photoshop.
Kabar baiknya kini sudah ada aplikasi desain yang sangat mudah digunakan bagi semua orang yang bahkan tidak pernah belajar desain yaitu Canva.
Bapak ibu tinggal kunjungi situs >> Canva.com, pilih template yang sudah disediakan, edit tulisan dan menambahkan gambar atau icon yang sesuai dan jadi sudah desainnya.
Desain ini nanti bisa digunakan untuk promosi di sosial media seperti instagram, facebook dan story wa. Bahkan bisa dicetak jadi stiker, poster dan spanduk yang besar.
Tentang aplikasi desain Canva
Canva adalah aplikasi desain grafis yang digunakan untuk membuat grafis media sosial, presentasi, poster, dokumen dan konten visual lainnya. Aplikasi ini juga menyediakan beragam contoh desain untuk digunakan.
Canva terdiri dari dua jenis layanan, yakni gratis dan berbayar. Pada layanan berbayar, Canva menyediakan Canva Pro dan Canva for Enterprise. Selain itu, pengguna juga bisa membayar produk secara fisik untuk dicetak dan dikirimkan.
Pada Juni 2020, Canva meraih A$60 juta dengan nilai valuasi A$6 miliar. Nilai ini hampir menggandakan valuasi pada 2019.
Sejarah aplikasi Canva
Canva didirikan di Sydney, Australia oleh Melanie Perkins, Cliff Obrecht dan Cameron Adams pada 1 Januari 2012. Pada tahun pertamanya, Canva mencatatkan jumlah pengguna sebanyak 750,000 orang.
Pada April 2014, seorang pakar teknologi dan sosial media Guy Kawasaki bergabung ke perusahaan sebagai promotor jenama. Pada 2015, Canva for Work diluncurkan dan berfokus pada bagian pemasaran.
Selama tahun 2016-2017, pendapatan Canva meningkat dari A$6.8 juta menjadi A$23.5 juta, dengan kerugian mencapai A$3.3 juta. Pada 2017, perusahaan meraih keuntungan dengan jumlah pelanggan berbayar mencapai 294.000 orang.
Setahun kemudian Melanie mengumumkan bahwa perusahaannya meraih A$40 juta dari Sequoia Capital, Blackbird Ventures dan Felicis Ventures. Atas capaian tersebut, nilai valuasi perusahaan menjadi sebesar A$1 miliar.
Pada Mei 2019, Canva mengalami pelanggaran keamanan yang menyebabkan 139 juta data penggunanya diretas. Data yang diretas ini termasuk nama asli pengguna, nama pengguna, alamat, informasi geografi dan bahkan hingga kata kunci bagi beberapa pengguna.
Dalam waktu bersamaan, perusahaan mencapai pendanaan lain sebesar A$70 juta dari General Catalyst dan Bond. Canva juga meraih pendanaan dari investor sebelumnya yakni Blackbird Ventures dan Felicis Ventures sehingga nilai valuasi Canva mencapai A$2.5 miliar.
Lima bulan berikutnya, Canva mengumumkan bahwa mereka berhasil menambah dana tambahan sebesar A$85 million sehingga nilai valuasinya menjadi sebesar A$3.2 miliar.
Pada Desember 2019, Canva meresmikan Canva for Education, sebuah produk gratis yang ditujukan untuk sekolah dan institusi pendidikan yang bertujuan untuk memfasilitasi kolaborasi antara murid dan guru.
Memasuki Januari 2020, Canva mempublikaskan kebijakan privasi dalam bahasa Inggris dan berbagai bahasa lainnya agar dapat dipatuhi dan dipahami oleh para pengguna.
Pada Agustus 2020 Canva kemudian merilis laporan bahwa telah terjadi peretasan pada Februari. Dilaporkan bahwa tercatat ada 4.200 email mencurigakan yang dibuat di Canva.
Penulis
Nandar